PERAWANG , RIAUTERBARU.com – Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) H. Edy Afrizal Natar Nasution, S.IP berkunjung ke PT Mitra Porang Nusantara (MPN) yang berada di Kampung Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang Provinsi Riau, Jum’at (19/08/2022).
Edi Natar menyampaikan bahwa kehadirannya dalam rangka peninjauan pabrik porang PT MPN serta rapat koordinasi ekspor tanaman. Selain Wagubri, Tampak hadir dalam acara tersebut, Bupati Inhil dan Ketua HKTI Riau HM. Wardan, mantan Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Kadis Pertanian Provinsi Riau Ir. Syahfalefi, Sekretaris Dinas Pertanian Siak Riswan Efendi, Sekcam Tualang Ari Darmawan, perwakilan Polsek Tualang, Penghulu Kampung Pinang Sebatang Barat Rudi Hardianto dan lainnya.
“Tanaman porang mulai dikembangkan di Riau sekitar 2 tahun lalu oleh penggiat tanaman porang nasional yang ada di Riau, yang saat ini luasnya baru mencapai 103 hektar dengan 13 sertifikat administrasi lahan porang yang telah diterbitkan oleh Dinas Pangan, Tanaman Pangan Holtikultura Provinsi Riau,” kata Wakil Gubernur Riau dalam sambutannya.
Katanya tanaman porang merupakan komoditas pertanian yang sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan potensi meningkatkan kesejahteraan petani mengingat porang sudah menjadi kebutuhan internasional.
“Saat ini ekspor porang tidak hanya menembus Pasar Eropa, Jepang, Korea Selatan, Cina bahkan berkembang ke Amerika. Provinsi Riau berpotensi mengembangkan porang karena potensi lahan yang kita punya baik lahan tidur maupun lahan tumpang sari khususnya perkebunan replanting kelapa sawit sangat luas, ini sangat besar peluang yang kita miliki,” terang Edi Natar.
Menurut ia hal itulah yang menjadikan strategis dibangunnya pabrik porang di Riau oleh PT MPN dengan kapasitas produksi yang cukup besar. Dikesempatan itu ia juga meminta dukungan dan kebijakan dari pemerintah Kabupaten/Kota, termasuk steakholder lainnya bersama-sama bahu-membahu mengembangkan tanaman porang dengan menyusun pengembangan strategi dalam strategi bentuk action plan dan bisnis plan.
Edi Natar mengatakan akibat Covid-19 dan ditengah ancaman krisis sektor pangan Indonesia tetap bisa tumbuh positif dengan capaian swasembada beras nasional 2019-2021 ditandai dengan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI).
“Pulih lebih cepat bangkit lebih kuat sebagaima tema HUT RI ke-77 yang baru kita laksanakan kemarin. Alhamdulillah indeks ketahanan pangan Provinsi Riau meningkat besar 62,37 % tahun 2019 menjadi 66,80 % pada tahun 2021. Potensi pengembangan tanaman pangan di Riau sangat besar melalu kebijakan pola ruang untuk pertanian pada RTRW yang luasnya mencapai 514.130 hektar, potensi tanaman sela perkebunan juga cukup luas yang bisa digunakan,” jelas Edi Natar.
Selaku Direktur PT MPN Ryan Adidharma Audwinto mengatakan visi dan misi MPN adalah untuk membentuk ekosistem industri porang nasional sehingga mampu bersaing secara global, secara manfaat baik dari segi teknis, kualitas barang, dan akan terus memperbaharui atau membenahi bagaimana sistem servis (pelayanan) perushaan baik kepada buyer (pembeli), masyarakat, petani dan warga sekitar.
“Kehadiran bapak-ibu yang terhormat ini merupakan pengehormatan yang sangat besar. Kami akan terus berjuang tanpa melupakan kerja keras petani khususnya petani porang di Sumatera, di provinsi Riau.
Ia pun mengajak agar masyarakat untuk menanam porang karena hasil tanaman porang ini sumber pangan masa depan dan potensi untuk menunjang ekonomi masyarakat.
“Kalau tidak salah saya tahun 2020 ekspor porang ditutup itu perihal perencanaan protokoler antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Cina, ada kesepakatan atau diskusi supaya barang yang masuk dari Indonesia terkontrol dan juga ada quality cek nya, dan akhirnya berhasil dibuka itu gelombang pertama hanya ada 7 perusahaan di Indonesia berhasil melakukan ekspor salah satu yang paling besar yang dikunjungi bapak presiden Ir. Jokowidodo itu di Jawa Timur, memang saat ini pabrik-pabrik porang centralisasinya di Jawa,” terang Ryan.
Kehadiran PT MPN ini bùkan insting tetapi kemauan dirinya untuk menjadi pioner memberitahu kepada masyarakat bahwa di Riau itu bisa menanam porang selain sawit, jagung, singkong yang selama ini menjadi favorit petani.
“Saya sudah mencoba menanam porang disela-sela tanaman sawit hasilnya bagus-bagus kok, tidak perlu perawatan ataupun pupuk khusus, lahan gambut juga bisa asal tidak berair. Kita ingin produksi rata-rata 70 ton perhari cuma kapasitas bahan baku kita belum mencukupi jadi sistem kita buka tutup, makanya kita MPN terkesan tidak berjalan padahal bukan itu masalahnya ada dibahan baku, ketika bahan baku ada kita produksi kalau bahan baku tidak ada kita tutup, ini kedepannya yang saya perhatikan,” ungkapnya.
Laporan : Ika