Beranda KESEHATAN RSUD Arifin Ahmad Diduga Tolak Pasien Miskin Hingga Meninggal Dunia, Gubri Diminta...

RSUD Arifin Ahmad Diduga Tolak Pasien Miskin Hingga Meninggal Dunia, Gubri Diminta Evaluasi Pimpinan

73
0

PEKANBARU, RIAUTERBARU.com – Koordinator Pusat BEM Se-Riau yang juga menjabat Presiden Mahasiswa Unilak, Jimmy Saputra Nasution mengecam keras pihak RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, atas tindakan penolakan pasien miskin pengidap penyakit kanker stadium 4.

Tindakan penolakan pihak RSUD Arifin Ahmad ini jelas perbuatan yang tidak manusiawi. Karena mengabaikan prinsip rasa kemanusiaan. Sementara hasil dari pemeriksaan salah satu laboratium swasta atas rujukan RS Ibnu Sina, ditetapkan pasien yang bernama Cipto Harjono (48) warga Rumbai mengalami penyakit kanker dengan stadium 4.

“Namun anehnya, saat pasien dibawa ke RSUD Arifin Ahmad, kenapa petugas mengatakan pasien ini memiliki kondisi kesehatan bagus dan baik-baik saja. Sehingga pihak IGD RSUD tidak mau untuk melakukan perawatan, karena kondisinya dianggap bagus,” kata Jimmy saat mendengar Video percakapan antara pihak RS dengan keluarga pasien, Kamis (16/6/2022).

Berdasarkan video yang diterimanya, pihak rumah sakit melontarkan alasan klasik yaitu ruangan penuh. Padahal jika benar kamar penuh, untuk sementara waktu tentunya pihak RS Arifin Ahmad bisa saja merawatnya di ruangan IGD terlebih dahulu sampai ada kamar perawatan yang kosong. Karena penyakit korban itu harus mendapat penanganan medis, secepatnya karena kanker yang dialami diduga sudah memasuki stadium 4.

“Sementara untuk dirawat IGD, pihak RS Arifin Ahmad pun menolak dengan alasan bed tidur di IGD untuk pasien lain yang entah dimana rimbanya, dan sementara pasien di depan mata yang sudah sakit serius malah ditolak,” ketus Jimmy.

Dikatakan Jimmy, diduga sengaja tidak melakukan tindakan medis lanjutan kepada korban mungkin dikarenakan korban tidak sanggup membayar biaya medis. Karena untuk biaya periksa darah dan ronsen itu dikenakan biaya Rp1.800.000 yang masih berhutang dimana KTP istri pasien ditolak sebagai jaminan.

Baca Juga:  Alamaak! Tidur Setelah Sahur Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya Ini

Yang patut dipertanyakan kata Jimmy lagi, kenapa hasil pemeriksaan di RSUD Arifin Ahmad kondisi pasien dinyatakan baik baik saja. Padahal pasien membawa hasil lab dari laboratorium swasta hasilnya kanker. “Apakah SDM yang di miliki  tidak mampuni  atau kualitas alat medis RS tersebut diragukan, dan/atau jangan-jangan pihak RS tahu kondisi sebenarnya kondisi pasien saat itu tidak baik baik saja,” ujarnya.

“Cuma karena miskin dan diyakini tidak sanggup untuk membayar biaya medis, sehingga petugas RS Arifin Ahmad sengaja menutupi penyakit sebenarnya dan mengatakan pasien itu baik baik dan boleh pulang,” katanya lagi.

“Hal ini yang harus diklarifikasi pihak RSUD Arifin Ahmad. Diharapkan mereka transparan, sebab kami menduga karna pasien untuk periksa darah dan ronsen saja harus menggadaikan KTP-nya,” ujar Jimmy.

Perlu disadari oleh menajemen RSUD AA jelas Jimmy lagi, sebagai RS milik pemerintah, bahwasanya mereka itu merupakan refresentasi negara. Tidak selalu bicara bisnis untung dan rugi,  mereka juga harus menunjukkan sisi humanismenya sebagai refresentasi negara agar tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Tentu dengan adanya kejadian yang memilukan dan mengusik rasa kemanusiaan ini, diharapkan Gubernur Riau harus bersikap tegas untuk melakukan evaluasi terhadap pimpinan RSUD tersebut, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Apalagi akan menghadapi tahun-tahun politik, Gubernur Riau harus selektif mencari pembantunya dalam pelaksanaan pelayanan birokrasi pemerintahan,karna apabila pelayanan yang di berikan tidak baik di khawatirkan publik menyudutkan gubri padahal di level bawah yang tidak bisa menjabarkan Visi misi pak gubernur dengan baik,” lanjutnya.

“Beruntung RSUD salah satu tempat yang tidak boleh di demo. Seandainya tempat itu dibolehkan untuk di demo, tentu kami pastikan akan mengelar aksi disana. Namun kami akan koordinasikan dengan kawan-kawan lainnya untuk menggelar aksi di Kantor Gubernur Riau kedepannya agar gubernur bisa mengevaluasi pejabat di RSUD tersebut. Dan pegawai di RSUD juga perlu ditanamkan jiwa kemanusiaan, agar penolakan-penolakan seperti ini tidak terulang lagi, meskipun hal seperti ini bukan hal yang baru lagi terdengar di telinga masyarakat,” jelas Jimmy.

Baca Juga:  Meski Bisa Sembuh, Pria Tertular Covid-19 Beresiko Impotensi

Seperti diberitakan oleh media Nadariau dengan judul ” Seorang Pasien Diduga Ditolak di RSUD Arifin Ahmad Meninggal di RS Madani” .

Dalam berita tersebut seorang pasien saat tiba di RS Madani, pasien dipasang alat inkubator, oksigen dan kelengkapan peralatan penyelamatan lainnya. Namun karena atas kehendak yang maha kuasa, pada malam hari pasien tersebut akhirnya meninggal dunia.

Hal ini pun dibantah Humas RSUD Arifin Achmad, Irham melalui Bidang Medik Tengku Lya, bahwasannya mereka mengklaim pasien tersebut telah dilakukan pertolongan pertama pada tingkat medis, ini dibuktikan dengan dokumen rekam medis yang ditunjukkannya saat konfrensi pers dengan awak media .

Ketika awak media ingin melihat bukti tersebut mereka tidak mengijinkan dikarenakan merupakan rahasia riwayat pasien serta dilindungi dengan peraturan perundang undangan yang ada.

Sumber : Rls

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.