RIAUTERBARU.com – Setelah sahur, apa yang biasanya Anda lakukan? Kemungkinan besar banyak yang menjawab tidur lagi. Namun siapa sangka, jika kebiasaan tidur setelah sahur ini bisa memberikan dampak bahaya bagi kesehatan tubuh. Apa saja dampaknya?
Kenapa tidak boleh tidur setelah sahur?
Dilansir laman Hallo Sehat, setelah makanan sahur masuk ke perut, lambung akan mencernanya menjadi sari-sari makanan yang kemudian diserap oleh tubuh untuk dijadikan energi.
Sistem pencernaan perlu setidaknya 2 jam untuk mengolah makanan sampai menjadi sari makanan. Proses pencernaan ini membutuhkan suplai darah yang tidak sedikit.
Itu sebabnya, sebenarnya kita tidak dianjurkan untuk beraktivitas berat, seperti olahraga setelah makan.
Namun ini bukan alasan untuk Anda boleh langsung tidur. Selama Anda tidur, hampir seluruh fungsi tubuh berhenti bekerja sementara kecuali jantung, otak, dan paru-paru.
Jadi, tidur setelah makan sahur tidak akan memberikan cukup waktu untuk sistem pencernaan bekerja memecah makanan. Akhirnya, makanan tersebut jadi tertimbun sia-sia dalam perut.
Makanan yang tidak tercerna dengan baik saat tidur, nantinya bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti berikut ini.
1. Lemak tubuh menimbun
Makanan yang masuk ke tubuh akan digunakan sebagai energi. Namun bila setelah makan, Anda memutuskan untuk tidur, tentu kalori dari akan disimpan menjadi lemak.
Dalam jangka panjang, kebiasaan tidur setelah makan bisa membuat lemak tubuh semakin menumpuk, apalagi jika makanan sahur yang dikonsumsi tinggi karbohidrat dan lemak.
Di samping itu, tidur setelah makan sahur juga membuat perut jadi cepat lapar. Alhasil, rasa lapar yang ditahan ini akan membuat Anda makan lebih banyak saat buka puasa.
Nah, makan terlalu banyak ini juga bisa membuat Anda malas untuk melanjutkan aktivitas. Lagi dan lagi, akan semakin banyak lemak yang ditimbun.
Kondisi tersebut bisa jadi risiko obesitas akan meningkat, jika Anda tidak mengubah kebiasaan setelah makan yang tidak sehat ini.
2. Asam lambung naik
Maag adalah keluhan yang umum terjadi. Biasanya, muncul akibat telat makan. Walaupun dapat membaik dengan sendirinya, maag bisa saja semakin bertambah parah.
Ini bisa menjadi bahaya jika Anda punya kebiasan sering tidur setelah makan sahur. Pasalnya, pada kondisi ini sistem pencernaan tidak mencerna makanan dengan baik.
Lambung akan secara otomatis meningkatkan produksi asam lambung untuk mempercepat prosesnya.
Di samping itu, ketika Anda tidur, gaya gravitasi akan melonggarkan klep lambung sehingga menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke kerongkongan.
Asam lambung bisa mengikis lapisan dinding kerongkongan dan menyebabkan luka di kerongkongan.
Hal tersebut dapat bisa menyebabkan perut mulas, nyeri ulu hati, dan sensasi panas perih seperti terbakar pada dada hingga tenggorokan.
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Bila kebiasaan tidur setelah sahur membuat jumlah asam lambung yang dihasilkan menjadi terlalu banyak.
Selain menyebabkan masalah asam lambung naik (heartburn), kondisi tersebut juga bisa berkembang menjadi GERD (gastroesophageal reflux disease) atau refluks asam lambung.
GERD merupakan kelanjutan dari asam lambung naik yang sering terjadi setidaknya lebih dari dua kali per minggu.
Penyakit ini terjadi karena klep pemisah antara lambung dan tenggorokan tidak menutup sempurna sehingga memungkinkan asam lambung mengalir balik hingga ke kerongkongan.
Asam lambung dapat melukai tenggorokan dan menyebabkan berbagai gejala lainnya seperti berikut ini.
– Panas seperti terbakar di ulu hati
– Makanan terasa naik ke kerongkongan
– Asam pada bagian belakang mulut
– Mulut pahit
– Mual dan muntah
– Perut kembung
– Kesulitan menelan
– Sendawa
– Batuk
– Suara serak
– Mengi
– Nyeri dada, terutama saat berbaring.
4. Sembelit
Normalnya, butuh waktu dua jam untuk tubuh mencerna makanan sehingga lambung menjadi kosong. Sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses.
Namun, tidur setelah sahur akan melambatkan proses pencernaan sehingga makanan akan terlalu lama “berdiam diri” dalam perut.
Timbunan makanan dalam perut yang tidak kunjung dicerna bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit.
Ini karena usus akan menyerap banyak cairan dari feses sehingga membuat feses jadi kering dan padat. Alhasil, butuh usaha keras untuk mengeluarkannya dari dalam tubuh.
Risiko sembelit selama bulan puasa akan jadi lebih besar, karena umumnya tubuh kurang mendapatkan cairan dari biasanya.
5. Stroke
Tidur setelah sahur membuat sistem pencernaan Anda sulit untuk mencerna makanan. Ini artinya lambung membutuhkan asupan darah yang lebih banyak untuk memperlancar kerjanya.
Padahal, otak juga tetap membutuhkan asupan darah yang stabil meski kita sedang tertidur.
Suplai darah yang terkonsentrasi menuju perut ini membuat otak bisa kekurangan oksigen.
Dalam jangka panjang, bila kebiasaan ini terus dilakukan, otak bisa mengalami stroke.
Teori lainnya mengatakan bahwa risiko stroke akibat langsung tidur setelah makan terkait dengan peningkatan asam lambung yang menyebabkan sleep apnea dan memicu stroke.
Selain itu, setelah makan akan terjadi perubahan kadar gula darah, kadar kolesterol, dan tekanan darah yang mungkin dapat berdampak pada peningkatan risiko stroke.
Jenis stroke yang berhubungan dengan kebiasaan tidur setelah makan adalah stroke iskemik yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak.
Bahaya tidur setelah sahur tidak dapat dipandang sebelah mata. Jadi, jangan jadikan hal ini sebagai yang dapat merugikan kesehatan Anda.