PERAWANG, RIAUTERBARU.com – Seorang nenek berusia 68 tahun tidak mengerti berbahasa indonesia menghidupi 3 orang cucu yang masih duduk dibangku sekolah dasar membutuhkan uluran tangan.
Fatimira Baeha, begitu nama nenek riang dan ramah ini disebut, hidup bersama tiga orang cucunya mengandalkan bantuan dari sanak keluarga dan bantuan lainnya.
Melalui cucunya, nenek ini mengaku selain menerima BLT dari dana desa, ia juga berterimakasih kepada Ketua RT setempat yang selalu mengarahkan setiap bantuan berbentuk sembako kepada dirinya. “Kami ada dapat gula, beras juga minyak,” ungkap Rian Cucu Fatimira Baeha, kepada awak media.
Rian menyebutkan sudah 4 tahun ditinggal oleh ibunya yang kawin lagi setelah ayahnya meninggal dunia. Meskinya tak pernah lagi bertemu dengan ibunya, ia masih dapat berkomunikasi, namun ibunya tidak mau menemuinya bersama adik dan kakaknya.
“Dulu ada bantuan beras dan uang dari sekolah, tapi sekarang belum ada dapat, kata sekolah nanti pasti dapat,” sebutnya berharap.
Ketua RT 01 RK 04 Dusun 2 Bunut Viator Purba menyebutkan memang diwilayah sekitaran nenek tersebut banyak warga kurang mampu. Ada yang sudah lama menerima program PKH. Bagi yang menerima PKH tidak dapat lagi BLT, sedangkan nenek tersebut belum menerima program PKH karena itu ia menerima BLT dari desa.
“Nenek ini sudah dapat bantuan BLT Dana Desa sejak pertama Covid 19 di Perawang. Saya sebagai RT disini setiap ada bantuan selalu saya arahkan ke beliau, seperti bantuan uang Tunai dari Desa, sembako dari Pemda, bantuan Tzu Chi Sinarmas dan juga dulu ada bantuan dari Koramil pun saya kasi ke nenek ini,” jelas Ketua RT 01 RK 07 Kampung Pinang Sebatang Timur kepada Riauterbaru, Sabtu (14/8/2021).
Sumber : Redaksi