SIAK, RIAUTERBARU.com – Abu Janjang adalah hasil pengabuan secara perlahan-lahan dari janjangan kosong di dalam incinerator. Produksi abu janjang adalah sekitar 0.5% dari TBS. Abu janjang mempunyai kandungan hara Kalium (K) yang tinggi dan dapat dipakai sebagai pengganti pupuk MOP. Satu kilo gram abu janjang setara dengan 0.6 kg MOP.
Telah dilakukan penelitian pemanfaatan abu janjang dari limbah pabrik kelapa sawit sebagai sumber unsur kalium untuk tanaman padi. Abu janjang mengandung sebesar 18,48% K2O, 3,51% Mg, 2,40% Ca, dan 1,95% P2O5. Berdasarkan kandungan unsur hara K, pemberian 325 kg/ha abu janjang setara dengan pemberian 100 kg/ha pupuk KCl. Percobaan lapangan dilakukan di Ciparay, pada ketinggian tempat 672 m di atas permukaan laut, dari bulan Oktober 1998 sampai bulan Maret 1999.
Diketahui, pupuk ini pun marak dijual dipasaran, mulai penjualan langsung atau melalui pemesanan secara online juga terdapat. Sayangnya, oknum nakal memanfaatkan hal ini untuk meraup keuntungan banyak dari para petani di Siak.
Waspada terhadap sejumlah oknum penjual pupuk palsu yang disinyalir berkeliaran di Kabupaten Siak. Salah satu korbannya Diana Panggabean warga Desa Tualang, Kecamatan Tualang, Siak. Diana membeli pupuk jenis abu janjang sebanyak tiga ton melalui perantara atau agen pupuk berinisial S warga Desa Lubuk Jering, Kecamatan Sungai Mandau, Siak. Setelah dilakukan pembayaran senilai tujuh juta lima ratus ribu rupiah, pupuk palsu pun diserahkan oleh oknum berinisial A warga Kandis, selanjutnya kepada penyalur, S..
“Kami punya ladang sawit di Sungai Mandau, dan kami ditawarin pupuk oleh S. Pupuknya abu janjang. Katanya bagus. Kami beli tiga ton dan disaksikan suami saya sendiri. Uang saya serahkan kepada Siahaan senilai tujuh juta lima ratus ribu rupiah. Rupanya saat kami hendak lakukan pemupukan, pupuk itu palsu,” ujar Diana, Selasa (7/6/2022).
Lanjut Diana, dirinya bersama suaminya Pirman Karo-Karo, memeriksa kebenaran pupuk tersebut.
“Kalau abu Janjang yang asli tidak bercampur pasir. Ya namanya abu. Jadi saya coba larutkan pupuk itu kedalam air didalam ember. Alhasil palsu. Karena terdapat seperti pasir cor yang halus dalam air tersebut saat disaring dengan tangan. Selain itu, pupuk yang dibilangnya asli kalau dipegang kan agak panas di tangan, ini nggak demikian pak,” jelasnya.
Diana meminta pemerintah, untuk senantiasa melakukan pengawasan terhadap pupuk yang disalurkan terhadap petani sawit. Selain itu, Polisi pun diminta segera melakukan tindakan tegas atas ulah oknum tersebut.
“Kami minta ganti rugi kepada S. Namun sayang, S nggak kooperatif. Sehingga kami pun memanggil si A yakni yang mengaku punya pupuk dan penanggungjawab. Kami meminta agar pemerintah dan kepolisian segera melakukan tindakan lebih lanjut atas beredarnya pupuk palsu tersebut,” ungkapnya.
A saat ditemui awak media tidak menyangkal bahwa pupuk miliknya diduga palsu. Dirinya pun mengaku salah dan bersedia mengganti rugi.
“Saya tidak tau itu palsu pak. Karena dari pabrik nggak mungkin gitu. Saya minta maaf. Saya akan ganti rugi,” ujar A.
Manfaat Abu Janjang
Dikutip dari berbagai sumber, aplikasi abu janjang bertujuan untuk menggantikan pupuk MOP dan sebagai bahan pengapuran untuk menaikkan pH tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan dengan abu janjang di tanah gambut lebih efektif dibanding dengan pemupukan MOP.
Sifat – Sifat Abu Janjang
Abu janjang memiliki beberapa sifat, antara lain sebagai berikut.
– Sangat alkalis (pH = 12).
– Sangat higroskopis (mudah menyerap uap air dari udara).
– Mengiritasi tangan karyawan (menyebabkan gatal-gatal dan memperparah luka).
– Hara yang terkandung di dalamnya amat mudah larut di dalam air.
Karena sifat-sifat abu janjang tersebut, maka abu janjang harus cepat diaplikasikan (tidak boleh disimpan lama), penyimpanannya harus baik (dalam kantong plastik, tidak langsung dalam karung goni) dan selalu diperlakukan dengan hati-hati.
Aplikasi abu janjang diprioritaskan untuk areal gambut/tanah masam. Pada tanah gambut, selain pada TM abu janjang juga diberikan pada TBM tahun ke-2 dan ke-3. Pada tanah mineral, abu janjang hanya diberikan pada TM.
Untuk tanah gambut dan tanah masam acid-sulphate, abu janjang diberikan tiap tahun. Untuk daerah tanah masam bukan acid-sulphate (pH 4-5), abu janjang hanya diberikan sekali saja dalam 6 bulan.
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan menghasilkan abu tandan. Abu tersebut ternyata mengandung 30 – 40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu.
Sebagai Gambaran Umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan 1.200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10.8% atau sekitar 129.6 ton abu/hari, setara dengan 5.8 ton KCL, 2.2 ton Kiserite dan 0.7 ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30 – 38% dengan pH 8 – 9.
Kelangkaan pupuk KCL yang kerap kali dihadapi oleh perkebunan dapat diatasi dengan menggantinya menggunakan abu tandan. Biaya produksinya pun lebih rendah dibandingkan dengan harga pupuk KCL.
Laporan Simon