PEKANBARU, RIAUTERBARU.com – Juru Bicara Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi menyebut bahwa penambahan kasus Covid-19 di daerah ini telah mengkhawatirkan tenaga medis setempat.
Menurut Yopi, kerisauan tersebut lantaran tingginya angka keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Bumi Lancang Kuning ini.
“Saat ini tingkat keterisian rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 mencapai 81 persen. Ini mengkhawatirkan bagi tenaga medis di rumah sakit terutama di Pekanbaru,” terangnya di Pekanbaru, Senin (3/5).
Kota Pekanbaru, sendiri memiliki 22 rumah sakit rujukan Covid-19, dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad, sebagai tempat rujukan utama. Adapun kasus Covid-19 pada Minggu (2/5) di Riau, mencapai 585.
Yopi mengimbau, agar warga kembali mematuhi protokol kesehatan. Ia menilai, tanpa adanya kesadaran warga, maka penanganan Covid-19 bakalan mengalami kesulitan.
“Apakah kita mau memenuhkan rumah sakit. Sekarang ini tunjuk diri sendiri saja, apakah patuh pakai masker, apakah menghindari kerumunan? Ini kembali ke kita,” tekannya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sejak awal pandemi Maret 2020 hingga 2 Mei 2021 sebanyak 45.223 orang terkonfirmasi Covid-19. Dari jumlah tersebut setengah diantaranya berada di kota Pekanbaru sebanyak 21.212 orang.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Riau, Hardianto, menyentil sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang kurang memberi ruang pada pencegahan COVID-19. Sikap tersebut kemudian berdampak pada lonjakan kasus Covid-19 di Bumi Lancang Kuning.
Menurutnya sejak penghujung tahun 2020, tindakan pencegahan Covid-19 yang dilakukan Pemprov mulai kendur. Hal ini terlihat dari minimnya sosialisasi protokol kesehatan, pelacakan pasien terpapar, hingga mobilitas penduduk.
“Jangan sampai Pemprov Riau, terjebak pada penanganan semata, sehingga lupa pada pentingnya giat pencegahan. Pencegahan terkesan berkurang sejak akhir tahun 2020,” paparnya.
Sumber : Rilis
Editor : Redaksi