

PERAWANG, RIAUTERBARU.com – Tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Siak mengambil sampel air lindi dan air Sungai Perawang terkait meluber atau meluapnya bak lindi dilokasi limbah padat (landfill) milik PT Indah Kiat Pulp dan Paper (PT IKPP) Perawang Kecamatan Tualang, Selasa (16/08/2022).
Sebelumnya, disinyalir akibat pipa saluran air lindi yang menuju bak penampungan tersumbat atau tidak berfungsi dengan baik maka air yang terkontaminasi limbah padat PT IKPP Perawang meluber atau meluap keluar area.
Setelah dilakukan perbaikan oleh pihak perusahaan, air yang sudah terkontaminasi limbah padat yang berada disekitar lokasi landfill dapat mengalir ke bak lindi atau bak penampungan. Namun dikarenakan genset yang digunakan sebagai daya untuk melakukan penyedotan air pada bak lindi rusak, mengakibatkan air tersebut meluap keluar dari bak lindi dan mengalir kesekitar.
“Mungkin karena perhitungan debit tangkinya yang tidak sesuai makanya meluber (meluap), supaya tidak terjadi lagi kita buat catatannya. Kita akan rembukan dulu, bagaimana ukuran air tidak meluber lagi itu intinya. Terus dampaknya, kalau ada pencemaran bagaimana pemulihannya, kalau kategorinya aman tidak pencemaran bagi lingkungan kalau baku mutunya sudah boleh dibuang berartikan memang boleh dibuang, tidak masalah,” terang Dedi Susanto Kepala Bidang Penataan dan Pentaatan DLH Siak kepada awak media.
Terkait adanya unsur-unsur dilokasi landfill yang berwana hijau, putih maupun yang lainnya, Dedi belum bisa memastikan itu unsur apa. “Kita lihat hasil labnya, kan banyak ini yang jelas kalau sudah keluar hasil labnya bisa kita baca,” tambahnya.
Dedi pun mengklaim bahwa limbah padat yang ada dilandfill tidak lagi tergolong limbah Bahan Berbahaya, Berbau dan Beracun (B3), namun hal itu berbeda dari informasi yang diterima awak media yang menyebutkan bahwa limbah landfill PT IKPP Perawang tergolong limbah serta mengandung B3. Dilandfill bukan hanya terdapat satu jenis limbah saja, informasinya ada limbah kapur, batubara bekas sisa hasil produksi.
“Iya, tapi kan orang ini (PT IKPP) efisiensi terus, kita sudah tanya langsung tadi katanya penggunaan faba untuk dilandfill sudah sangat berkurang, dan kalau yang lainnya mereka estimasi kalau boiler bisa tampung untuk bahan bakar, dan kalaupun itu ke landfill mereka punya izin,” terang Dedi.
Lanjut Dedi, dirinya datang bersama tim DLH Siak antara lain ada pak Adnan Kabid Pengelolaan Sampah dan B3, ibu Ardayani Kabid Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan.
“Kita turun untuk verifikasi dilapangan, ambil sampel dari sumber, dari air permukaan, cuma kan kondisi ini apakah berdampak pada lingkungan kita tunggu hasil laboratorium, yang jelas kita ada SOP untuk tanggap darurat, kalau nanti melebihi baku mutu kita minta bagaimana pemulihan limbahnya,” jelas Dedi.
Adapun sampel air yang diambil oleh Tim DLH Siak yakni sampel air dibak lindi dan sampel air yang ada di Sungai Perawang disekitar jembatan menuju PT IKPP Perawang.
Dari informasi lapangan, bak lindi limbah padat PT IKPP Perawang memiliki kedalaman sekitar 8 meter dengan ukuran lebar 4 x 4 meter. Disesuaikan dengan kapasitas bak lindi, diperkirakan akan membutuhkan 7-8 kali pengangkutan jika menggunakan truk tanki yang berkapasitas 20.000 liter. Sementara PT IKPP hanya menggunakan 1 unit mobil truk tangki yang mengangkut air dari bak lindi dan dibawa kelokasi pengolahan limbah cair yang ada didalam kawasan pabrik.
Guna mengantisipasi agar tidak terjadi peristiwa yang serupa, DLH Siak meminta agar bak lindi dikosongkan. “Kita minta sama orang itu (PT IKPP) untuk memasang level dibak penampungan itu bagaimana ada warning-warning tertentu level airnya, tadi kita minta dikosongkan. Armada untuk mengangkut limbah orang itukan cuma 1, kita minta yang biasanya 2 kali 1 hari kalau bisa diporsir sampai malam,” harap Dedi.
Kalau diperhatikan saat ini, sangat besar sekali peluang akan terjadinya hal yang serupa yakni meluapnya air yang terkontaminasi limbah padat pabrik apalagi jika curah hujan tinggi.
Laporan : Ika