ROHUL, RIAUTERBARU.com – Bendahara Gapoktan Bina Usaha, di Desa Rambah Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan hulu Sugiman membantah bahwa dirinya menjual pupuk bersubsidi diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebagaimana yang beredar dalam pemberitaan di media online maupun di media sosial. Rabu (01/06/2022).
Sugiman yang juga Kepala Dusun ini mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin menjual di atas harga HET. “Saya tidak mungkin menjual diatas HET pak. Saya jual sudah sesuai dengan harga eceran ertinggi untuk petani di desa Rambah Jaya ini dan dimana mana seluruh Indonesia mungkin sudah hampir sama penjualan saya,” terangnya.
Sugiman mengaku bahwa penjualan pupuk bersubsidi jenis urea sebesar Rp200 ribu Per Sak kepada petani karena pada distributor harga satu sak sebesar Rp 160 ribu begitu pula jenis pupuk poska sama harganya dibeli Rp 160 ribu dijual Rp 200 ribu sedangkan pupuk non subsidi SP 18 dibeli Rp 200 ribu dan dijual Rp 240 ribu. “Karena kita juga mengeluarkan ongkos mobil dan upah bongkar muat, dan untungnya cuma sedikit,” katanya.
Sugiman juga mengatakan bahwa beredarnya kabar jika ingin membeli pupuk kepadanya harus disertai satu paket pupuk subsidi ditambah non subsidi baru bisa dibeli, dirinya mengakui hal itu dibenarkan. “Iya betul dan harganya sebesar Rp 1.680.000, karena dalam satu paket ada 3 sak pupuk urea Rp 600000, 3 sak pupuk poska Rp 600000 dan 2 sak non subsidi sp18 dengan harga Rp 480000,” jelas Sugiman.
Sugiman mengatakan tentang isu mengenai tidak ada harga HET di Indonesia, itu tidak benar. “Yang saya katakan itu adalah ada salah seorang menanyakan kepada saya bahwa ada harga pupuk bersubsidi dibawah HET 100 ribu rupiah per sak jenis urea, itu katanya kepada saya, tentu saya jawab, kalau ada Bawak sini kubilang sama orang itu pak,” katanya.
“Makanya saya heran, sepengetahuan saya harga eceran tertinggi tidak ada dibawah 100 ribu per sak. Tapi kalau harga pupuk bersubsidi dipasaran itu rata rata di seluruh Indonesia berkisar dua ratus ribu dan yang paling murah Rp 190 ribu rupiah persak,” ngkapnya.
Dan perlu disampaikan katanya lagi, tentang pernyataannya itu bukan tidak adanya harga het tapi yang dikatakannya itu tidak ada harga het di bawah 100 ribu rupiah. “Itu yang saya maksud, mungkin saya salah menyampaikan atau salah pengertian sama seseorang tentang kata kata saya. Saya minta maaf,” kata Sugiman.
Laporan : Muliarjo