PEKANBARU, RIAUTERBARU.com –– Pertamina mencatat konsumsi bahan bakar bersubsidi biosolar mengalami kenaikan pada 2 bulan terakhir yaitu Juni dan Juli 2022 lalu. Akibatnya kuota biosolar yang sudah ditetapkan untuk Riau tahun ini diprediksi akan habis pada November mendatang.
Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Sumatra Bagian Utara Agustiawan menjelaskan pada dua bulan terakhir, angka konsumsi biosolar melonjak ke posisi 2.800 kiloliter (KL) per hari.
“Konsumsi biosolar di Riau dalam dua bulan terakhir naik signifikan, data kami mencatat Juni 2022 rata-rata penyaluran di angka 2.800 KL kemudian pada Juli 2022 turun tipis ke 2.700 KL. Sedangkan dari penetapan pemerintah untuk penyaluran Riau hanya sebesar 2.200 KL perhari,” ujarnya, Rabu (3/8/2022).
Apabila angka konsumsi biosolar ini tidak diatur, diperkirakan kuota biosolar yang sudah ditetapkan untuk Riau akan habis pada November 2022 mendatang. Jika kondisi ini terjadi, tentu akan menjadi masalah yang memberatkan masyarakat.
Guna mengantisipasi hal itu, Pertamina Patra Niaga bersama Hiswana Migas sebagai pengelola SPBU melakukan penataan ulang distribusi BBM subsidi biosolar ke masyarakat.
Mulai Agustus 2022, pihaknya menetapkan jumlah penyaluran biosolar untuk Riau sebesar 2.400 KL perhari, atau masih lebih tinggi dari penetapan pemerintah namun lebih rendah dari penyaluran dua bulan terakhir di Riau.
Memang ada konsekuensi dari kebijakan itu, yakni mulai nampak antrean panjang kendaraan di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru, khususnya antrean pembelian BBM biosolar oleh mobil pribadi, truk, hingga bus.
Meski demikian dengan upaya penataan distribusi dan penyaluran ini diharapkan kuota BBM subsidi biosolar di Riau bisa terjaga dan tetap tersedia sampai akhir tahun ini. Kemudian pihaknya juga mendorong masyarakat pemilik kendaraan roda empat untuk segera mendaftarkan identitas diri dan kendaraan ke laman website subsiditepat mypertamina.id.
“Karena kedepan sesuai arahan pemerintah dalam hal pengendalian distribusi BBM bersubsidi, Pertamina akan menerapkan sistem pembelian dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital yaitu QR Code. Namun pembeli tidak harus memiliki smartphone, cukup mendaftarkan diri dan kendaraan kemudian akan mendapatkan kode yang dikirim ke email pendaftar, lalu bisa dicetak kode tersebut untuk kebutuhan transaksi BBM bersubsidi.”
Adapun sebelumnya Gubernur Riau Syamsuar telah menyampaikan surat usulan penambahan kuota jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tertentu Biosolar Tahun 2022 sebesar 884.590 KL kepada Badan Pengatur Hilir Minyak Bumi dan Gas (BPH Migas), dengan nomor surat 541/DESDM-02/765.
Pengiriman penyampaian surat usulan penambahan kuota ini berkenaan dengan adanya kelangkaan jenis BBM tertentu Biosolar di Provinsi Riau dan merujuk pada Peraturan Presiden nomor 191 tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran bahan bakar minyak.
Selanjutnya Surat Kepala BPH Migas nomor T-273/MG.05/BPH/2020 tanggal 31 Januari perihal penyampaian kuota jenis bahan bakar minyak tertentu tahun 2022.
Data Pertamina mencatat kuota biosolar untuk Riau tahun ini sebesar 794.787 KL, dan diharapkan dengan adanya pengajuan surat gubernur Riau, kuota itu dapat ditambah menjadi 884.590 KL.
Sumber : Bisnis