SIAK, RIAU TERBARU. com – Pembangunan dua unit gedung posyandu oleh Pemerintah kampung Perawang Barat yang bersumber dari dana desa tahun 2025 diduga asal jadi tidak sesuai dengan dana yang digelontorkan.
Seperti pada bangunan posyandu Angsa Putih di Dusun Perawang Indah dengan nilai anggaran Rp144. 032.000.
Pantauan awak media terdapat retakan pada dinding gedung dan beberapa retakan di titik lain yang sudah dipoles atau seperti ditutupi.
Selain itu terdapat juga retak plasteran pada beberapa sisi bangunan.
Sementara itu pada posyandu Sayang Ibu dengan nilai anggaran Rp 180,883,000 (belum dipotong pon dan pph) retakan plasteran lebih meluas pada beberapa sisi bangunan ini seperti retakan seribu. Selain itu,ditemukan juga pengecatan pada salah satu sisi dinding gedung tidak selesai dikerjakan.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat mengapa pekerjaan gedung posyandu ini terkesan asal jadi bahkan pengecatan pun belum selesai.
“Kayak orang dikejar hantu aja tu bang ngerjain posyandunya. Ngecat aja tak selesai!,” kata warga setempat.
Pengamat kontruksi sipil Jimizar mengatakan bahwa banyaknya retakan plaster pada suatu dinding bangunan biasanya diduga akibat rendahnya kwalitas pasir atau tidak standar, seperti lebih tinggi kadar tanah dari pada pasir.
Sedangakan retakan pada dinding suatu bangunan diduga akibat dari kurangnya kekuatan pondasi atau kekuatan dinding.
“Biasanya kalau ada retakan pada dinding tembok bervariasi, mulai dari masalah struktur bangunan, kualitas material, penggunaan bahan bangunan berkualitas rendah, atau adanya gempa bumi, ” ungkapnya Jimizar Rabu (3/12/2025).
Jimizar menyebutkan bahwa sudah menjadi rahasia umum setiap suatu perkerjaan proyek pemerintahan pasti menginginkan untung.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya mengkonfirmasi Penghulu Kampung Perawang Barat.



Laporan : Jhon





